Ghonim 'bintang' di Mesir


Wael Ghonim, Google’s head of marketing for Middle East and North Africa (foto: Google)
KAIRO - Seiring dengan demonstrasi besar-besaran di Mesir, ditambah dengan tragedi penangkapannya, staf Google itu pun menuai sukses menjadi terkenal di negara tersebut.

Wael Ghonim menjadi 'bintang' di antara para pemuda di Mesir berkat akun Facebook yang diusungnya dan menjadi media penting dalam pergerakan demokrasi di Mesir. Berkat Facebook yang bertajuk 'We are all Khaled Said' tercetuslah rencana demonstrasi besar-besaran pada 25 Januari untuk menjatuhkan rejim Presiden Husni Mubarak.

Sejak dirinya dikabarkan hilang, Ghonim memang telah dianggap sebagai pahlawan oleh para demonstran. Dia juga mengakui dirinya sebagai admin pembuat halaman Facebook, yang menjadi cikal bakal revolusi di Mesir itu.

Khaled Said sendiri merupakan seorang pebisnis berusia 28 tahun yang mati di tangan seorang polisi yang menyamar. Ia dicurigai merencanakan protes besar-besaran untuk melawan kekejaman polisi.

"Saya tidak mau semua orang tahu bahwa saya adalah admini Facebook page itu. Tidak ada pahlawan di sini. Di jalanan, kami adalah pahlawan, tanpa kuda dan pedang," ujar Ghonim.

Setelah 30 tahun berkuasa, orang nomor satu di Mesir itu pun akhirnya menanggalkan jabatannya dan tidak lagi memiliki hubungan dengan jutaan rakyat Mesir. Padahal separuh dari warga Mesir itu telah lahir di saat Mubarak masih berkuasa.

Lalu setelah pemberontakan itu melebar ke Tunisia, para pengguna internet di Mesir pun memodifikasi slogan yang selama ini digunakan oleh Presiden AS Barack Obama menjadi 'Yes, we can too'.

Dalam protes besar tersebut, sekira 300 warga Mesir dilaporkan meninggal. Sayangnya saat didata oleh organisasi hak asasi manusia (Human Rights Watch/ HRW), dari lima rumah sakit yang disambangi tidak ada satupun dokter yang mau memberitahukan nama-nama korban. Yang jelas HRW mendata sekira 232 korban meninggal di Kairo. 217 korban meninggal pada 30 Januari, dan tambahan 15 korban lainnya meninggal saat terjadi bentrokan massa antara pendukung antipemerintah dengan pro-pemerintah di Tahrir Square. Lalu 52 lainnya juga dilaporkan meninggal di Alexandria dan 13 meninggal di Suez.

Korban-korban tersebut meninggal karena kebakaran, tabung gas air mata dan peluru karet yang ditembakkan dalam jarak dekat. 

0 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites