Mahasiswa Indonesia di Mesir cemaskan keselamatan

Liputan6.com, Kairo:  Mahasiswa Indonesia di Mesir menyampaikan keluhan tentang keselamatan mereka saat pertemuan dengan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Mesir, Nur Hassan Wirajuda di Kairo, Kamis (10/2) petang.

"Semua mahasiswa yang belum dievakuasi ini sangat cemas atas keselamatan mereka. Oleh karena itu kami ingin kepastian apakah masih ada pesawat evakuasi setelah kloter ke enam ini?," tanya Ketua Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI), Falahuddin Nursalim.
Menjawab pertanyaan itu, Hassan mengatakan, Satgas akan mengevaluasi terlebih dahulu setelah kloter enam dan baru akan memutuskan kemudian.

Hassan yang juga mantan menteri luar negeri itu mengatakan evakuasi itu dilakukan dengan skala prioritas, seperti diutamakan untuk lebih didahulukan anak-anak, perempuan dan WNI terlantar, karena mereka sangat rentan. 

Mahasiswa yang tersisa di Mesir masih lebih dari 1.000 orang lagi setelah evakuasi enam kali kloter yang telah mengangkut sekitar 2.600 WNI, sebagian besar mahasiswa.

Ketua Satgas juga menjanjikan bahwa pihaknya akan mengusahakan memberi bantuan dana bagi mahasiswa yang belum dievakuasi. "Saya belum janji, namun akan mengusahakan bantuan dana untuk mahasiswa yang masih berada di Mesir," kata Hassan dalam pertemuan dengan mahasiswa Indonesia di Kairo, Kamis petang.

Menurut Hassan, dana bantuan itu paling tidak untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa selama tiga bulan ke depan.

Seorang mahasiswa lainnya mempertanyakan lambannya proses evakuasi, "Apakah pemerintah masih menunggu timbul korban, baru mempercepat evakuasi?"

Mantan menteri luar negeri itu menjawab, "Saya tidak ingin mendengar keluhan seperti itu lagi. Yakinlah bahwa pemerintah Indonesia tidak akan melupakan Anda semua, bila keadaan memburuk, tentu saja Satgas akan memaksa evakuasi semua mahasiswa,"katanya.

Keluhan mahasiswa lainnya adalah kualitas bahan makanan bantuan Indonesia yang membuat mereka sakit perut. Sambil ketawa mendengar keluhan sakit perut itu, Hassan menjelaskan, bantuan yang ia bawa berbobot delapan ton tersebut, paling tidak untuk memenuhi kebutuhan sementara.

Seorang mahasiswa bahkan memperingatkan Satgas tentang banyaknya mahasiswa tidak memiliki dokumen lengkap terutama visa dan status kuliah, sehingga mereka akan kesulitan kembali ke Mesir setelah krisis.

Hassan yang juga mantan duta besar RI untuk Mesir itu menjanjikan akan membantu mahasiswa yang kesulitan mendapatkan visa. Ia juga menyinggung pertemuannya di Kairo dengan Syeikh Agung Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmed Al- Tayeb untuk membicarakan status mahasiswa di Al Azhar.

0 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites